Memakai BlackBerry pada awal tahun 2006 hingga 2008 terasa sangat terbatas dan mahal. Iya, BlackBerry pada saat itu hanya lebih diperuntukkan bagi kalangan pelaku bisnis yang membutuhkan perangkat nirkabel untuk menarik semua informasi, terutama email secara cepat dan real time. Banyak diantaranya dalam bisnis export import dan atau forwarding, dimana jam kerja seolah tidak ada batasnya. Sempat terucap dari salah satu teman mengatakan bahwa harus membalas email pada jam 2 pagi karena client nya berada di U.S. Bagi beberapa pekerjaan di Indonesia (pada saat itu juga), katakanlah Pegawai Negeri contohnya, BlackBerry merupakan makanan asing yang tak ubahnya perangkat atau "HaPe" mahal dan kurang bermanfaat. Bagaimana tidak, semua komunikasi *mungkin* cukup dengan nelpon atau SMS, bahkan masih memerlukan bukti fisik berupa ketikan surat resmi. Mahal? juga salah satu alasan mengapa layanan BlackBerry lebih fokus pada corporate dan bukan pada individu. Bayangkan anda harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 200 - 400 ribu per bulan untuk menikmati layanan ini. Belum juga perangkat yang harus dibeli.
Sekedar kilas balik, beberapa operator/provider menawarkan paket cicilan yang luar biasa lama hingga 2 tahun lamanya dan harus di "bundling"